ASMA
Definisi
Penyakit asma berasal dari kata
“asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar bernapas.”
Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang
disebabkan oleh penyempitan saluran napas.
Banyak kasus-kasus penyakit asma di
masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu
mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya pengobatan,
absennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh
sakitnya terhadap orang-orang yang berhubungan dengan penderita penyakit asma.
Penyakit asma paling banyak terjadi
pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi
dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak
permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain,
gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya,
Penyakit asma adalah penyakit yang
mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling sering karena faktor atopi
atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu
rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan
lain-lain.
Penyakit ini merupakan penyakit
keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek anak
menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru,
Sp.PD, KAI, Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, "penyakit asma bukan
penyakit menular tapi penyakit keturunan."
Berdasarkan data Badan Kesehatan
Dunia (WHO), sebanyak 300 juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225
ribu orang meninggal karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil
penelitian International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun
yang sama menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma
melonjak dari sebesar 4,2% menjadi 5,4 %.
Penyakit asma tidak dapat
disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan
gejala. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit asma bisa
bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani
aktivitas hidup sehari-hari.
Mengingat banyaknya faktor risiko
yang berperan, maka prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan
untuk mengontrol gejala. Kontrol yang baik ini diharapkan dapat mencegah
terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit asma), menormalkan fungsi
paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik dan meningkatkan kualitas hidup
pasien.
Anda bisa mengenal penyakit asma
lebih lanjut dalam halaman detail ini meliputi gejala asma, diagnosa asma,
penyebab asma, faktor pencetus asma, pengobatan, pengcegahan dan hidup bersama
asma. Jangan lewatkan wawancara eksklusif kami dengan konsultan alergi dan
imunologi yaitu Prof. Dr. dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI.
Gejala
Penyakit Asma
Frekuensi dan beratnya serangan asma
bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya
mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi
sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu
mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat
setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh
alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan
timbulnya gejala.
Suatu serangan asma dapat terjadi
secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi,
bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita
menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara
perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk.
Pada kedua keadaan tersebut, yang
pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk
atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau
bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.
Gejala awal pada anak-anak bisa
berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika
melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan
asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas.
Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak
keringat.
Pada serangan yang sangat berat,
penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Meskipun
telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna. Kebingungan,
letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur
lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis
(kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita
sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.
Kadang beberapa alveoli
(kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di
dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal
ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.
Diagnosa
Penyakit Asma
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri
berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan
saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
Menentukan faktor pemicu asma
seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan
alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan
atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma,
maka bisa dilakukan bronchial challenge test.
Saat anda mendatangi dokter anda
untuk konsultasi, dokter anda akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan
keluarga anda yaitu apakah ada salah seorang anggota keluarga anda yang
menderita asma?
Pertanyaan ini akan mendukung
pendapat mereka untuk melakukan test fungsi paru anda atau test pernafasan
untuk menyakinkan hasil pemeriksaan sebelum mereka memberikan resep/obat-obatan
dan terapi kepada anda.
Test fungsi saluran pernafasan/paru digunakan untuk
mengukur kemampuan bernafas anda. Hasil pemeriksaan rontgen paru dapat
memperlihatkan jika ada sumbatan pada saluran pernafasan yang merupakan
indikasi asma.
Penyebab
Penyakit Asma
Istilah penyebab asma sebenarnya
kurang tepat karena sampai saat ini penyebab asma belum diketahui. Telah banyak
penelitian yang dilakukan oleh para ahli di bidang asma untuk menerangkan sebab
terjadinya asma, namun belum satu pun teori atau hipotesis yanga dapat diterima
atau disepakati semua para ahli.
Meskipun demikian yang jelas saluran
pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap
berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran
napas). Asap rokok, tekanan jiwa, alergen pada orang normal tidak menimbulkan
asma tetapi pada penderita asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.
Faktor
Pencetus Serangan Asma
Pemicu mengakibatkan terganggunya
saluran pernafasan dan mengakibatkan penyempitan dari saluran pernafasan
(bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan. Banyak kalangan
kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah gangguan
pernafasan akut, yang belum berarti asma.
Gejala-gejala dan bronkokonstriksi
yang diakibatkan oleh pemicu timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek
dan lebih mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan
bereaksi lebih cepat bila sudah ada atau terjadi peradangan.
- Faktor pada pasien
- Aspek genetik
- Kemungkinan alergi
- Saluran napas yang memang mudah terangsang
- Jenis kelamin
- Ras/etnik
- Faktor lingkungan
- Bahan-bahan di dalam ruangan :
- Tungau debu rumah
- Binatang, kecoa
- Bahan-bahan di luar ruangan :
- Tepung sari bunga
- Jamur
- Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan
- Obat-obatan tertentu
- Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
- Ekspresi emosi yang berlebihan
- Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
- Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
- Infeksi saluran napas
- Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu
- Perubahan cuaca
Pengobatan
Tujuan pengobatan anti penyakit asma
adalah membebaskan penderita dari serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai
dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah
serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.
Mengobati disini bukan berarti
menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan gejala-gejala yang berupa
sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang
kembali.
Obat-obatan bisa membuat penderita
penyakit asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan
serangan penyakit asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan
penyakit asma. Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi
diperlukan obat yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat
tersebut terdiri atas golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid
sistemik.
Bronkodilator artinya obat yang
dapat melebarkan saluran napas dengan jalan melemaskan otot-otot saluran napas
yang sedang mengkerut, sedangkan kortikosteroid adalah obat antialergi dan anti
peradangan yang diberikan dengan tujuan sistemik yaitu disalurkan ke seluruh
tubuh melalui peredaran darah.
Ada sekelompok penderita yang begitu
sering mendapat serangan sehingga hampir tidak pernah mengalami masa bebas
gejala penyakit asma. Keadaaan ini disebut kronis yang dapat berlangsung
berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun. Pengobatannya memerlukan jangka waktu
yang lama dan penderita tiap hari harus memakai obat.
- Agonis
Reseptor Beta-2 Adrenergik
Merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan penyakit asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.
Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-2 adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot.
Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta-2 adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-2 adrenergik.
Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat.
Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. Jenis bronkodilator lainnya adalah teofilin. Teofilin biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting.
Pada serangan penyakit asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Jumlah teofilin di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang.
Pada saat pertama kali mengkonsumsi teofilin, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat.
Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang. - Kortikosteroid
Kortikosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala penyakit asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap kortikosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan penyakit asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.
Tetapi penggunaan tablet atau suntikan kortikosteroid jangka panjang bisa menyebabkan: - gangguan proses penyembuhan luka
- terhambatnya pertumbuhan anak-anak
- hilangnya kalsium dari tulang
- perdarahan lambung
- katarak prematur
- peningkatan kadar gula darah
- penambahan berat badan
- kelaparan
- kelainan mental
Tablet atau suntikan kortikosteroid
bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan penyakit asma yang
berat. Kortikosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya
jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala penyakit asma.
Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler kortikosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya.
Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler kortikosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya.
- Cromolin
dan Nedocromil
Kedua obat tersebut diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan.
Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk penyakit asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala. - Obat
Antikolinergik
Obat ini bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik. Contoh obat ini yaitu atropin dan ipratropium bromida. - Pengubah
Leukotrien
Merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan penyakit asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala penyakit asma). Contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton.
Semua
serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah
raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.
Ada
usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan
penyakit asma, antara lain :
- Menjaga kesehatan
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
- Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Pencegahan
Setiap penderita harus mencoba untuk
melakukan tindakan pencegahan. Tetapi bila gejala-gejala sedang timbul maka
diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala dan selanjutnya
dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma.
Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga dahak tadi mudah dikeluarkan. Sebaliknya bila penderita kurang minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar dikeluarkan.
Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga dahak tadi mudah dikeluarkan. Sebaliknya bila penderita kurang minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar dikeluarkan.
Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini
disebabkan oleh pengeluaran keringat
yang berlebihan, kurang minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari saluran
napas akibat bernapas cepat dan dalam.
Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.
Menghindari Faktor Pencetus
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak.
Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma.
Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari.
Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma.
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak.
Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma.
Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari.
Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma.
Menggunakan obat-obat antipenyakit
asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.
Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid.
Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.
Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid.
Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan
Sumber: MEDICASTORE.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar