LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
DI LABORATURIUM IKM LANTAI 3
UNNES
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Laboratorium Kesehatan Kerja
Dosen pengampu:
Drs. Sugiharto, M.Kes
Oleh
:
Ardhinka
Fitri Ningtiyas 6411409007
Primasiwi
Sekar Anggitanti 6411409036
Iffa
Failasufa 6411409079
Yuristha
Widha Vashra 6411409080
Mustafidah
6411409089
Arinta
Puspita Restu 6411409099
Dani
Suprapto 6411409116
Victa
Sonia 6411409118
Poundra
Irawan 6411409132
Kelompok
1
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
DI LABORATURIUM IKM LANTAI 3
UNNES
I.
PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Rabu, 9 Mei 2012
Waktu
: Pukul 14.30– 16.00
WIB
Tempat
: laboratuim IKM lantai 3
II.
TUJUAN
a. Untuk
mengetahui alat pengukuran pencahayaan.
b. Untuk
mengetahui bagaimana cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur pencahayaan.
c. Untuk
mengetahui intensitas pencahayaan di suatu tempat, dalam hal ini di laboraturium
IKM lantai 3, UNNES.
d. Untuk
dapat menganalisa data hasil pengukuran.
III.
LATAR
BELAKANG
Setiap
hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda
dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan
manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai
hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukug. Salah satunya adalah
penerangan yang baik. Di beberapa
tempat
kerja telah membuktikan
bahwa penerangan memberikan dampak
positif seperti peningkatan produksi yang maksimal, tersedianya barang dan jasa, serta
perluasan lingkungan kerja.
Laboratorium adalah
salah satu tempat kerja yang digunakan untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan seperti riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah yang dilakukan secara terkendali. Laboratorium ini
tentu membutuhkan penerangan yang baik, agar kegiatan yang dilakukan didalamnya
dapat berjalan lancar.
Penerangan yang baik
yaitu penerangan yang memungkinkan kita dapat melihat obyek yang dikerjakan
secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, berikut hal-hal yang
menentukan penerangan yang baik, antara lain:
{ Pembagian
luminensi dalam lapangan penglihatan
{ Pencegahan
kesilauan
{ Panas
penerangan terhadap keadaan lingkungan
{ Arah
sinar
{ Warna
Penerangan
yang buruk yaitu penerangan dimana kita kurang dapat melihat objek yang
dikerjakan secara tidak jelas dan memungkinkan dibantu oleh alat Bantu
penglihatan. Pengaruh yang mengakibatkan penerangan yang buruk, antara lain:
{ Kelelahan
mata
{ Kelelahan
mental
{ Kerusakan
alat penglihatan
{ Keluhan
pegal disekitar mata
{ Bertambahnya
kecelakaan
Selanjutnya
pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara pada penurunan performansi
kerja, termasuk kehilangan produktivitas, kualitas kerja rendah, banyak terjadi
kesalahan dan kecelakaan kerja meningkat.
Tingkat
pencahayaan dapat diukur dengan menggunakan alat Lux Meter. Lux meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya cahaya yang terdapat pada suatu
ruangan atau tempat tertentu.
IV.
ALAT
DAN BAHAN
1. Luxmeter
atau digital light meter.
2. Lembar
data.
3. Alat
tulis.
4. Kalkulator.
V.
PRINSIP
KERJA
Pengukuran
intensitas pencahayaan ini memakai alat Luxmeter yang hasilnya dapat langsung
dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi
listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakan jarum skala. Untuk alat
digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar
monitor.
VI.
CARA
KERJA
{ Menentukan titik
pengukuran
§ Melakukan
pengukuran lokal, yaitu diatas meja yang ada.
§ Melakukan
pengukuran umum, yaitu dengan memotong garis horisontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Membedakan
jarak tersebut berdasarkan luas ruangan, antara lain:
1. Luas
ruangan kurang dari 10 meter persegi: memotong titik garis horisontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 (satu) meter.
2. Luas
ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: memotong titik garis
horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
3. Luas
ruangan lebih dari 100 meter persegi: memotong titik horisontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.
{ Mempersiapkan alat
§ Memasang
baterai pada tempatnya.
§ Menekan
tombol power.
§ Mengecek
garis tanda pada termometer untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik atau
tidak.
{ Mengukur penerangan
umum
§ Membagi
ruangan menjadi beberapa titik pengukuran dengan jarak antar titik sekitar 1 meter.
§ Melakukan
pengukuran dengan tinggi Luxmeter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi
photo cell menghadap sumber cahaya.
§ Memebaca
hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
§ Mencatat
hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.
{ Mengukur penerangan
lokal
§ Mengukur
pencahayaan pada obyek kerja.
§ Membagi
obyek kerja menjadi beberapa titik ukur.
§ Melakukan
pengukuran dengan meletakkan Luxmeter pada obyek kerja.
§ Memebaca
hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
§ Mencatat
hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.
{ Mengukur reflektan
§ Mengukur
intensitas pencahayaan yang jatuh pada bidang ukur dengan meletakkan photo cell
menghadap sumber cahaya.
§ Membalik
photo cell, kemudian menarik photo cell sampai angka pada display menunjukkan
anka tertinggi. ( Photo Cell menghadap bidang ukur).
§ Menghitung
reflektan dengan rumus :
Reflektan = B x
100%
A
VII.
HASIL
PENGUKURAN
1. Pengukuran
Umum
v Kondisi
Lampu Padam
No.
|
Hasil Pengukuran/ 3 meter2 (ruangan
dengan luas 12 x 6 m)
|
|||
1.
|
080
|
075
|
046
|
042
|
2.
|
095
|
071
|
076
|
067
|
*
Satuan hasil pengukuran adalah Lux
v Kondisi
Lampu Menyala
No.
|
Hasil Pengukuran/ 3 meter2 (ruangan
dengan luas 12 x 6 m)
|
|||
1.
|
072
|
119
|
148
|
130
|
2.
|
094
|
131
|
150
|
145
|
*
Satuan hasil pengukuran adalah Lux
2. Pengukuran
Lokal
v Kondisi
Lampu Padam
No.
|
Lokasi Pengukuran
|
Hasil pengukuran
(Lux)
|
1.
|
Meja
Dosen
|
1. 056
2. 055
3. 054
4. 062
5. 058
6. 057
|
2.
|
Meja
samping jendela 1
|
1. 064
2. 042
3. 051
|
3.
|
Meja
samping jendela 2
|
1. 088
2. 096
3. 096
|
4.
|
Meja
kursi perkuliahan 1
|
083
|
5.
|
Meja
kursi perkuliahan 2
|
069
|
6.
|
Meja
samping dinding
|
1. 069
2. 066
3. 068
4. 043
5. 041
6. 039
|
v Kondisi
Lampu Menyala
No.
|
Lokasi Pengukuran
|
Hasil pengukuran
(Lux)
|
1.
|
Meja
Dosen
|
1. 137
2. 137
3. 148
4. 145
5. 146
6. 141
|
2.
|
Meja
samping jendela 1
|
1. 134
2. 127
3. 133
|
3.
|
Meja
samping jendela 2
|
1. 121
2. 121
3. 115
|
4.
|
Meja
kursi perkuliahan 1
|
123
|
5.
|
Meja
kursi perkuliahan 2
|
150
|
6.
|
Meja
samping dinding
|
1. 080
2. 084
3. 093
4. 123
5. 119
6. 112
|
3. Pengukuran
Reflektan (Dinding dan Lantai)
v Kondisi
Lampu Padam
No.
|
Lokasi Pengukuran
|
A (Lux)
|
B (Lux)
|
Reflektan (%)
|
1.
|
Dinding
A
|
063
|
057
|
90,5
|
2.
|
Dinding
B
|
077
|
052
|
67,5
|
3.
|
Dinding
C
|
049
|
026
|
53,1
|
4.
|
Dinding
D
|
043
|
030
|
69,8
|
5.
|
Dinding
E
|
032
|
024
|
75
|
6.
|
Dinding
F
|
039
|
024
|
61,5
|
7.
|
Dinding
G
|
041
|
034
|
83
|
8.
|
Dinding
H
|
041
|
035
|
85,4
|
9.
|
Lantai
A
|
017
|
010
|
58,8
|
10.
|
Lantai
B
|
014
|
007
|
50
|
11.
|
Lantai
C
|
027
|
018
|
63
|
12.
|
Lantai
D
|
034
|
019
|
56
|
13.
|
Lantai
E
|
039
|
020
|
51,3
|
14.
|
Lantai
F
|
046
|
024
|
52
|
15.
|
Lantai
G
|
034
|
021
|
62
|
16.
|
Lantai
H
|
029
|
016
|
55,2
|
17.
|
Lantai
I
|
019
|
010
|
53
|
18.
|
Meja
Dosen
|
1. 056
2. 055
3. 054
4. 062
5. 058
6. 057
|
1. 028
2. 032
3. 031
4. 032
5. 036
6. 036
|
1. 50
2. 58
3. 57
4. 52
5. 62
6. 63
|
19.
|
Meja
samping jendela 1
|
1. 064
2. 042
3. 051
|
1. 033
2. 023
3. 026
|
1. 52
2. 55
3. 51
|
20.
|
Meja
samping jendela 2
|
1. 088
2. 096
3. 096
|
1. 048
2. 054
3. 051
|
1. 54
2. 56
3. 53
|
21.
|
Meja
kursi perkuliahan 1
|
083
|
043
|
52
|
22.
|
Meja
kursi perkuliahan 2
|
069
|
035
|
51
|
23.
|
Meja
samping dinding
|
1. 069
2. 066
3. 068
4. 043
5. 041
6. 039
|
1. 041
2. 046
3. 042
4. 024
5. 026
6. 025
|
1. 59
2. 68
3. 62
4. 56
5. 15,8
6. 64
|
v Kondisi
Lampu Menyala
No.
|
Lokasi Pengukuran
|
A (Lux)
|
B (Lux)
|
Reflektan (%)
|
1.
|
Dinding
A
|
069
|
048
|
69,6
|
2.
|
Dinding
B
|
094
|
078
|
83
|
3.
|
Dinding
C
|
098
|
074
|
75,5
|
4.
|
Dinding
D
|
073
|
062
|
85
|
5.
|
Dinding
E
|
104
|
078
|
75
|
6.
|
Dinding
F
|
073
|
064
|
87,7
|
7.
|
Dinding
G
|
047
|
034
|
72,3
|
8.
|
Dinding
H
|
062
|
044
|
71
|
9.
|
Lantai
A
|
084
|
051
|
61
|
10.
|
Lantai
B
|
099
|
059
|
60
|
11.
|
Lantai
C
|
101
|
059
|
58
|
12.
|
Lantai
D
|
077
|
043
|
56
|
13.
|
Lantai
E
|
041
|
024
|
58
|
14.
|
Lantai
F
|
037
|
022
|
59
|
15.
|
Lantai
G
|
039
|
027
|
69
|
16.
|
Lantai
H
|
076
|
046
|
60
|
17.
|
Lantai
I
|
095
|
054
|
57
|
18.
|
Meja
Dosen
|
1. 137
2. 137
3. 148
4. 145
5. 146
6. 141
|
1. 074
2. 080
3. 081
4. 067
5. 076
6. 074
|
1. 54
2. 58
3. 55
4. 46
5. 52
6. 52
|
19.
|
Meja
samping jendela 1
|
1. 134
2. 127
3. 133
|
1. 064
2. 061
3. 054
|
1. 48
2. 48
3. 41
|
20.
|
Meja
samping jendela 2
|
1. 121
2. 121
3. 115
|
1. 062
2. 065
3. 053
|
1. 51
2. 54
3. 46
|
21.
|
Meja
kursi perkuliahan 1
|
123
|
066
|
54
|
22.
|
Meja
kursi perkuliahan 2
|
150
|
082
|
55
|
23.
|
Meja
samping dinding
|
1. 080
2. 084
3. 093
4. 123
5. 119
6. 112
|
1. 046
2. 052
3. 054
4. 055
5. 062
6. 057
|
1. 57
2. 62
3. 58
4. 45
5. 52
6. 51
|
VIII.
HARGA
NORMAL/ NAB
Menurut Keputusan Kepala Bapedal No. 113 Tahun
2000 Tentang : Pedoman Umum Dan Pedoman Teknis Laboraturium Lingkungan, standar minimal penerangan pada laboraturium adalah
200 LUX (lumen/m2) atau 5 watt/m2.
Nilai reflektan yang dianjurkan menurut Suma’mur P.K adalah :
JENIS PERMUKAAN
|
REFLEKTAN (%)
|
Langit-langit
|
80-90
|
Dinding
|
40-60
|
Perkakas
|
25-45
|
Mesin dan perlengkapannya
|
30-50
|
Lantai
|
20-40
|
IX.
PEMBAHASAN
Pengukuran pencahayaan
yang dilakukan di laboraturium IKM lantai 3, UNNES dilaksanakan saat cuaca
cerah. Ruang laboratorium yang di ukur memiliki luas ruangan sebesar 12 x 6 m2.
Pengukuran dilakukan pada keadaan lampu menyala dan lampu padam. Baik pada
keadaan lampu menyala ataupun lampu padam dilakukan 3 jenis pengukuran, yaitu
pengukuran umum, pengukuran lokal, dan pengukuran reflaktan.
Pengukuran umum yang
dilakukan pada saat kondisi lampu padam di dapat hasil pengukuran yaitu 40-95
Lux. Sedangkan hasil pengukuran pada saat lampu menyala adalah 70-150 Lux. Kedua
hasil pengukuran umum tersebut belum memenuhi batas minimum pencahayaan di
laboraturium yaitu 200 Lux.
Pengukuran lokal dilakukan
pada 6 titik, yaitu pada 1 meja dosen, 2 meja samping jendela, 2 meja kursi
perkuliahan, serta 1 meja samping
dinding. Pada kondisi lampu padam di dapat hasil pengukuran yaitu 039-098 Lux.
Sedangkan hasil pengukuran pada saat lampu menyala adalah 080-150 Lux. Kedua
hasil pengukuran lokal tersebut belum memenuhi batas minimum pencahayaan di laboratorium
yaitu 200 Lux.
Pengukuran reflektan
dilakukan pada beberapa titik, yaitu 8 titik pada dinding, 9 titik pada lantai,
6 titik pada meja dosen, 6 titik pada dua meja samping jendela, 2 titik pada
dua meja kursi perkuliahan, serta 6 titik pada meja samping dinding.
Pengukuran pada 8 titik
dinding saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 61,5 - 90,5 %. Sedang
pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 69,9 – 87,7 %.
Pengukuran pada 9 titik
lantai saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 51,3 – 63 %. Sedang pada
saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 56 - 69 %.
Pengukuran pada 20
titik meja saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 15,8 – 68 %. Sedang
pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 51 – 62 %.
Hasil
pengukuran reflektan pada dinding, lantai dan meja tersebut telah melebihi
nilai reflektan yang dianjurkan menurut Suma’mur P.K. Hal
tersebut bisa jadi dikarenakan karena penggunaan tekstur permukaan yang halus,
permukaan yang mengkilat, penggunaan warna putih pada meja dan lantai. Menurut Birren (1982) menyatakan bahwa
warna terang memantulkan lebih banyak cahaya daripada warna gelap.
Dari hasil pengukuran yang didapatkan,
pengukuran umum dan personal, belum memenuhi batas minimum pencahayaan di
laboratorium, hal tersebut di karenakan adanya salah satu titik ruangan yang
tidak terpasang lampunya. Faktor lain yang dapat menyebabkan pencahayaan pada
laboraturium tersebut kurang terang adalah adanya kemungkinan debu atau kotoran
bola lampu atau bola lampu sudah terlalu lama digunakan. Selain itu terdapat
kemungkinan ruangan tidak terlalu terang
pada siang hari karena di luar ruangan terdapat pohon yang cukup besar
sehingga menghalangi cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan.
Pencahayaan di laboraturium sangat
dibutuhkan karena pada ruangan ini pekerja ataupun pengguna laboraturium
membutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Pekerjaan di laboraturium
perlu melihat benda – benda yang ukuran sangat kecil.
X.
PENUTUP
a.
Simpulan
[ Pengukuran
pecahayaan umum baik lampu padam dan lampu menyala belum memenuhi batas
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
[ Pengukuran
pencahayaan lokal baik lampu padam dan lampu menyala belum memenuhi batas
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
[ Pengukuran
reflektan pada dinding melebihi 60%.
[ Pengukuran
reflektan pada lantai melebihi 40%.
[ Pengukuran
reflektan pada perkakas melebihi 45%.
b.
Saran
[ Bagi pengukur konsentrasi, ketelitian dan
kesungguhan dalam mengukur perlu ditingkatkan agar hasil lebih akurat.
[ Sebaiknya
dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap alat penerangan yang ada seperti
membersihkan debu atau kotoran pada bola lampu atau bola lampu yang sudah lama
sehingga mengurangi intensitas penerangan segera diperbaiki atau diganti.
DAFTAR
PUSTAKA
[ Herry
K., & Eram T.P. 2005. PANDUAN
PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA. Semarang: UNNES
Press
[ Keputusan Kepala Bapedal No.
113 Tahun 2000 Tentang : Pedoman Umum Dan Pedoman Teknis Laboraturium
Lingkungan.
Hidayat, Taufik, dkk. 2011. Laporan Hasil Kunjungan Perusahaan PT. Primarindo Asia Infrastruktur
pengaruh Aspek Intensitas Penerangan Terhadap Kesehatan Tenaga Kerja. Balai
kesehatan dan keselamatan kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar